Rabu, 24 Februari 2010

Temukan Rumus Angka Piramida, Remaja RI Disorot Media Jerman

Berlin - Seorang remaja Indonesia Ibrahim Handoko (15) mencuri perhatian media-media di Jerman. Ibrahim berhasil memformulasikan persamaan untuk menyelesaikan perhitungan angka piramida dengan jumlah tidak terbatas.

Ibrahim, remaja santun yang juga aktif di berbagai kegiatan masjid ini mengundang decak kagum dari para pengajarnya di Jerman.

Seperti yang dilansir dari situs berita jerman www.derwesten.de, Kamis (25/2/2010) guru matematika dan pembimbing Ibrahim, Michael Wallau mengatakan muridnya adalah seorang yang luar biasa.

“Ini adalah temuan yang luar biasa bagi seorang remaja berusia 15 tahun, terlebih lagi ia menyelesaikan persamaan ini hanya disela-sela waktu luangnya,“ ujar Wallau pada derwesten.de.

Pada awalnya, Ibrahim hanya berniat membantu adik perempuannya menyelesaikan tugas sekolah tentang piramida. Persoalan ini pada intinya adalah menghitung jumlah angka pada elemen teratas suatu piramida.

Biasanya, persoalan ini diselesaikan dengan cara menjumlahkan satu persatu angka di setiap elemen penyusun paramida sehingga ditemukan jumlah total dalam piramida tersebut. Dengan rumus temuan Ibrahim, persoalan ini bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat tanpa harus menghitung satu persatu.

Berkat penemuannya ini, Ibrahim menjadi salah satu nominasi peneliti remaja terbaik tahun 2010 di Jerman. Selain itu, putra pasangan Bapak Budi Handoko dan Ibu Nuningsih ini, juga terpilih sebagai matematikawan terbaik dan berhak mewakili distriknya dalam olimpiade matematika di tingkat negara bagian.

http://www.detiknews..com/read/2010/...rman?991101605

Minggu, 21 Februari 2010

Sering merasa BOSAN beresiko mati muda [info]

SERING bosan? Cobalah membunuh kebosanan dengan melakukan aktivitas positif. Pasalnya, studi medis menunjukkan bahwa perasaan bosan kurang baik bagi kesehatan.

Peneliti menyatakan, orang-orang yang melaporkan merasa bosan berisiko lebih besar meninggal lebih muda dibandingkan mereka yang tidak.

Para pakar dari University College London menyatakan bahwa kebosanan secara khusus tidak berbahaya. Tapi, kebosanan bisa menjadi salah satu gejala dari perilaku berbahaya, seperti minum alkohol berlebih, merokok, menggunakan obat-obatan dan gangguan psikologis.

Dalam studi yang akan dipublikasikan di International Journal of Epidemiology ini, para partisipan diminta merekam seberapa sering mereka merasa bosan di bulan sebelumnya.

Hasil menunjukkan, sebagian besar yang merasa bosan adalah perempuan. Selain itu, mereka yang melaporkan merasa sangat bosan berisiko lebih besar meninggal akibat gangguan jantung dibandingkan mereka yang melaporkan tidak merasa bosan.

Tapi, efek ini menurun setelah peneliti memperhitungkan faktor gangguan kesehatan dan perilaku yang buruk bagi kesehatan.

"Kami menyimpulkan bahwa mereka yang melaporkan merasa bosan cenderung meninggal lebih muda dibandingkan mereka yang tidak bosan," terang peneliti, seperti dikutip situs dailymail.com.

Kebosanan, menurut peneliti, seringkali menjadi pertanda faktor risiko lain, seperti gangguan kesehatan, posisi di masyarakat atau perilaku berbahaya.

"Meskipun beberapa aspek kehidupan tidak mudah diubah, kecenderunagn bosan, terutama di kalangan generasi muda bisa mengindikasikan perilaku berbahaya seperti minum berlebih, merokok, menggunakan obat-obatan dan ganguan psikologis."

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3405605